INDAS.ID - Bagaimana cara mengatasi ketidaksetaraan digital dan membuat transformasi digital menjadi inklusif? Menurut Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan, Indonesia perlu membuat pilar-pilar penting untuk transformasi digital.
"Pertama konektivitas atau infrastruktur. Kedua, kita harus menyiapkan regulasi jadi setiap orang bisa naik level. Ketiga, bagaimana cara mendorong ekosistem digital sehingga kita bisa mengakses teknologi dan mengupgrade ketrampilan/SDM," paparnya dalam sesi tanya jawab Webinar 'Transforming ASEAN: Nation Digital Literacy Driving Towards Digital Prosperity', dari Jakarta, Kamis (11/06/2020).
Menurut Dirjen Semuel, pemerintah menerapkan kebijakan afirmatif agar semua orang bisa terhubung dengan jaringan internet. "Semua orang harus bisa terhubung dengan internet. Tidak boleh ada yang mendapat privilege semua orang sama saja," tandasnya.
Dirjen Aptika merinci ada lima program Kementerian Kominfo dalam kebijakan afirmatif itu. Pertama, adalah membantu mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk ikut serta dan juga tumbuh berkembang di era transformasi digital sehingga mereka menjadi bagian dalam perkembangan ekonomi digital.
"Kedua, kita harus mengupgrade ketrampilan untuk semua orang. Kita (pemerintah Indonesia, red) membidik para pengangguran untuk dapat mengakses program yang bernama pra-kerja sebelum bekerja, dan juga membidik masyarakat yang ingin meng-upgrade ketrampilannya," tuturnya.
Adapun ketiga adalah Digital Talent Scholarship. Program yang dibuat khusus dalam mempersiapkan kebutuhan industri akan talenta digital.
"Kita bekerjasama dengan nama-nama besar seperti IBM, Cisco, IWS, Google dan juga perusahaan local," ujar Dirjen Aptika.
Program yang keempat menurut Dirjen Semuel melalui program 1.000 Startup Digital, Kominfo juga membantu para entrepreneurship untuk mewujudkan impian mereka dengan seragkaian kegiatan dan mentoring hingga mereka siap meluncurkan produknya.
"Untuk poin kelima adalah kursus coding online yang dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin belajar coding, namun diutamakan kepada pelajar sekolah menengah umum. Motto kami untuk tranformasi digital ini adalah ‘nobody left behind’ (tidak ada yang tertinggal). Ini sangat penting jika kita memiliki visi tidak ada yang tertinggal maka ketidaksetaraan dapat diatasi," pungkasnya.
Sumber:
Kemkominfo