INDAS.ID - Seperti sudah berulang kali direkomendasikan, bahu jalan tol bukan merupakan lokasi aman untuk beristirahat. Sesuai peraturan bahu jalan merupakan lokasi menepi untuk kondisi darurat dan ada tata cara untuk melakukannya.
Hal yang perlu dipahami oleh setiap sopir yakni setiap jalan tol memiliki batas kecepatan yang harus dipatuhi penggunanya. Selain itu mendahului dari sebelah kiri merupakan kebiasaan yang tidak dewasa serta membahayakan diri sendiri serta orang lain.
Mengantuk saat mengemudi di jalan tol juga merupakan hal yang tidak bisa dianggap sepele. Meremehkan situasi seperti itu dan kurang disiplin menjaga pola istirahat bisa berakibat fatal.
Tanpa istirahat yang cukup, ini dapat meningkatkan risiko mengalami tidur yang tiba-tiba dan singkat. Mobil itu mungkin sedikit berbelok, atau Anda mungkin mendengar bunyi ban berjalan di sepanjang jalur yang bergemuruh di tepi jalan.
Salah satu jenis kantuk yang paling berbahaya dan bisa merunyamkan perjalanan dalam sekejap adalah microsleep. Definisi sederhana microsleep yaitu ketika tubuh tidur seketika selama beberapa detik.
Microsleep adalah keadaan tidur yang cepat, tidak terkendali, yang dapat berlangsung dari sepersekian detik hingga 10 detik penuh. Episode-episode tidur mikro ini paling sering terjadi ketika orang yang mengantuk berusaha melawan tidur dan tetap terjaga. Mereka dapat terjadi saat mengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan mobil yang serius.
Dalam kondisi mengemudi yang butuh konsentrasi penuh, kehilangan kesadaran dalam waktu singkat dampaknya bisa jadi sangat luas dan berbahaya. Misalnya ketidakmampuan sopir mempertahankan posisi mobil tetap di jalur atau telat menginjak rem sanggup menjadikannya kecelakaan maut.
Umumnya microsleep terjadi saat melakukan pekerjaan monoton, misalnya berkendara dalam waktu lama seperti mudik lewat jalan tol.
Ada dua tahap utama tidur yang dilalui seseorang. Dua tahap tidur adalah eye movement sleep (REM) atau tidur gerakan mata cepat dan non rapid eye movement sleep (NREM) atau tidur non mata cepat. Microsleep tidak jatuh langsung ke dalam salah satu kategori tidur, karena merupakan episode singkat dan tidak terkendali yang tidak berlangsung cukup lama untuk karakteristik dari kedua kondisi tidur muncul.
Salah satu cara menghindari microsleep atau bahaya kantuk lainnya yaitu dengan menerapkan strategi pola istirahat sebelum mengemudi. Selain itu, sopir juga perlu menyadari gejala-gejala bila microsleep sedang mengintai.
Pertama, selama mengemudi coba perhatikan respons tubuh. Bila pernah melakukan kesalahan kecil seperti salah menyalakan lampu sein atau sulit menjaga mobil tetap berada di jalurnya, itu sudah tanda-tanda awal microsleep.
Amati pula apakah kepala dan kelopak mata sudah terasa berat atau menguap sering kejadian dengan durasi cukup panjang dengan kepala mengangguk tanpa sengaja.
Jika gejala tersebut sudah terasa, kemungkinan daya refleks bakal menurun dan koordinasi antar anggota tubuh terganggu. Bila sudah begitu, Anda bisa sulit mengantisipasi potensi masalah yang terjadi di depan mata.
Kedua, tingkatkan kewaspadaan saat memasuki jam kritis atau saat mengemudi sudah lebih dari dua jam. Segera berhenti, lalu minta rekan atau keluarga menggantikan Anda dan beristirahatlah.
Ketiga, bila kita merasa sudah sangat lelah sementara tidak ada sopir pengganti, jalan terbaik satu-satunya menepi dan atau cari tempat beristirahat yang aman lalu tidur. Rentang waktu sekitar 30 menit sudah cukup asal tidur pulas. Rest area bisa jadi pilihan lokasi terbaik untuk beristirahat saat melaju di jalan tol.
Sumber Artikel:
CNNIndonesia /
Verywellhealt /
Antaranews