Pameran Sastra Rupa BABAD DIPONEGORO ( MAGELANG, 28 MARET 1830 ) / 29 - 31 Maret 2019
Rangkaian Program "Gerakan Melek Sejarah" (Gemes)
Pameran Sastra Rupa BABAD DIPONEGORO
"MAGELANG, 28 MARET 1830"
Penyelenggara:
Direktorat Sejarah Kemendikbud RI
Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi)
Jogja Gallery
Kurator:
Dr. Mikke Susanto, MA.
Dr. Sri Margana, M.Phil.
Museum BPK RI
Jl. Diponegoro No. 1 Magelang, Jawa Tengah
Tanggal 29 - 31 Maret 2019
Buka setiap hari pukul 09.00 sd 16.00 WIB
Terbuka untuk umum. GRATIS
Kematian tak menyebabkan eksistensi Diponegoro sungguh-sungguh hilang. Namanya justru makin berkibar meskipun masih terdapat selisih paham, selisih sejarah, dan selisih interpretasi di antara para sejarawan maupun pemerhati. Justru banyaknya selisih ini dapat dipakai sebagai modal pembacaan, bahwa seorang pahlawan juga tidak lepas dari polemik. Polemik menjadikan eksistensi makin bersinar, penuh daya dan upaya untuk digali berbagai kemungkinannya.
Salah satu polemik penting--dan bahkan mungkin yang utama--dalam kisah hidup Diponegoro adalah pada saat ia ditipu, ditangkap, maupun sebagian diantaranya mengganggapnya menyerah. Peristiwa ini terjadi tepatnya di Gedung Karesidenan Kedu (kini menjadi Museum Diponegoro Magelang), pada 28 Maret 1830. Penangkapan ini dianggap sebagai antiklimaks perjuangan Diponegoro, atau dianggap sebagai akhir Perang Jawa yang menghabiskan dana yang sangat besar.
Dua pelukis, diantaranya adalah pelukis Belanda bernama Nicolaas Pieneman dan pelukis Jawa, Raden Saleh terinspirasi atas kejadian ini. Pembahasan mengenai kedua karya ini telah dilakukan oleh banyak peneliti.
Dalam pameran ini disuguhkan 2 lukisan “baru” tentang peristiwa yang sama. Dikatakan baru karena, selain memang baru saja dikerjakan, dalam rangka pameran ini. Juga, dikatakan baru, karena memang menambah perbendaharaan citra visual mengenai polemik peristiwa di Magelang. Setidaknya, 2 lukisan karya Haris Purnomo dan Ronald Manullang memiliki latar belakang dan konsep yang berbeda dari Pieneman dan Raden Saleh.
Kali ini Pameran Sastra Rupa Babad Diponegoro di Magelang, menyajikan 2 lukisan orisinal yang dikerjakan perupa kontemporer kenamaan Indonesia tersebut. Selebihnya ada 47 gambar karya perupa Indonesia lainnya disajikan dalam bentuk reprodusi cetak digital. Hal ini terjadi karena keterbatasan ruang. Meskipun demikian pameran ini tetap memberi rangsangan pada semua pihak untuk mengingat sosok Diponegoro berdasarkan kisah yang telah ditulisnya sendiri.
Program ini menjadi bagian dalam "Gerakan Melek Sejarah" (Gemes) yang diinisiasi oleh Direktorat Sejarah Kemendikbud RI dan diimplementasikan dalam berbagai penyelenggaraan event kesejarahan yang dapat memantik daya apresiatif serta menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap khazanah sejarah bangsa. Pada bulan Maret 2019 rangkaian kegiatan Gemes akan dilaksanakan di Kota Magelang dengan penyelenggaraan teater tari, bedah buku dan pameran literasi kesejarahan. +++
Narahubung:
Daru (+6285643898779)
Febri (+6285643080643)