Beberapa Tahun Mendatang, Suhu Panas di Bumi Akan Melebihi Batas Normal
indas/ScienceDaily • Jumat, 24 Agustus 2018
Sumber Foto : livescience.com
INDAS.ID - Gelombang panas di seluruh dunia membuat tahun 2018 menjadi sangat panas. Seperti yang akan terjadi beberapa tahun ke depan, menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh Florian Sévellec, seorang peneliti CNRS di Laboratorium Fisika Laut dan Penginderaan Jauh (LOPS) (CNRS / IFREMER / IRD / Universitas Brest) dan di Universitas Southampton, dan diterbitkan dalam Nature Communications.
Dengan menggunakan metode baru, penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat global, 2018-2022 mungkin merupakan periode yang lebih panas dari yang diperkirakan berdasarkan pemanasan global saat ini.
Pemanasan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca tidak linier, tampaknya telah berakhir di awal abad 21, sebuah fenomena yang dikenal sebagai hiatus pemanasan global. Metode baru untuk memprediksi suhu rata-rata, bagaimanapun, menunjukkan bahwa beberapa tahun ke depan kemungkinan akan lebih panas dari yang diharapkan.
Sistem, yang dikembangkan oleh para peneliti di CNRS, Universitas Southampton dan Institut Meteorologi Kerajaan Belanda, tidak menggunakan teknik simulasi tradisional. Sebaliknya, ia menerapkan metode statistik untuk mencari simulasi iklim abad ke-20 dan 21 yang dibuat menggunakan beberapa model referensi (1) untuk menemukan 'analog' kondisi iklim saat ini dan menyimpulkan kemungkinan masa depan.
Ketepatan dan keandalan sistem probabilistik ini terbukti setidaknya setara dengan metode saat ini, terutama untuk tujuan simulasi hiatus pemanasan global pada awal abad ini.
Metode baru memprediksi bahwa suhu udara yang berarti mungkin tinggi secara abnormal pada 2018-2022, lebih tinggi dari angka-angka yang disimpulkan dari pemanasan global antropogenik saja. Secara khusus, ini karena probabilitas rendah dari peristiwa dingin yang intens.
Fenomena ini bahkan lebih menonjol sehubungan dengan suhu permukaan laut, karena probabilitas tinggi dari peristiwa panas, yang di hadapan kondisi tertentu, dapat menyebabkan peningkatan aktivitas badai tropis.
(Sumber Artikel: Science Daily)