Para Ilmuwan Menemukan Warna Tertua di Dunia
indas/Australian National University • Selasa, 10 Juli 2018
Sumber Foto : The Australian National University
INDAS.ID - Para ilmuwan dari Australian National University (ANU) dan luar negeri telah menemukan warna tertua dalam catatan geologis, pigmen merah muda cerah 1,1 miliar tahun yang diambil dari bebatuan jauh di bawah gurun Sahara di Afrika.
Pigmen yang diambil dari serpihan hitam laut dari Cekungan Taoudeni di Mauritania, Afrika Barat, lebih dari setengah miliar tahun lebih tua dari penemuan pigmen sebelumnya. Dr Gueneli menemukan molekul sebagai bagian dari studi PhD-nya.
"Pigmen merah muda yang cerah adalah fosil molekuler klorofil yang dihasilkan oleh organisme fotosintetik kuno yang menghuni lautan purba yang telah lama menghilang," kata Dr Gueneli dari ANU Research School of Earth Sciences.
Fosil berkisar dari darah merah ke ungu dalam bentuk terkonsentrasi mereka, dan merah muda cerah saat diencerkan.
ANU memimpin penelitian dengan dukungan dari Geoscience Australia dan peneliti di Amerika Serikat dan Jepang.
Para peneliti menghancurkan batu-batu yang berusia satu miliar tahun ini menjadi bubuk, sebelum mengekstrak dan menganalisis molekul organisme kuno dari mereka.
"Analisis tepat dari pigmen kuno menegaskan bahwa cyanobacteria kecil mendominasi dasar rantai makanan di lautan satu miliar tahun yang lalu, yang membantu menjelaskan mengapa hewan tidak ada pada saat itu," kata Dr Gueneli.
Peneliti utama senior, Associate Professor Jochen Brocks dari ANU mengatakan bahwa munculnya organisme besar yang aktif kemungkinan terkekang oleh suplai terbatas dari partikel makanan yang lebih besar, seperti alga.
"Alga, meskipun masih mikroskopik, memiliki volume ribuan kali lebih besar daripada cyanobacteria, dan merupakan sumber makanan yang jauh lebih kaya," kata Dr Brocks dari ANU Research School of Earth Sciences.
"Lautan cyanobacterial mulai menghilang sekitar 650 juta tahun yang lalu, ketika alga mulai menyebar dengan cepat untuk menyediakan ledakan energi yang dibutuhkan untuk evolusi ekosistem yang kompleks, di mana hewan besar, termasuk manusia, dapat berkembang di Bumi."
(Sumber: Australian National University)