Bagaimana Musik Menguasai Telinga?
indas/sciencedaily • Kamis, 07 Juni 2018
Sumber Foto : cysomusic.org
INDAS.ID - Apa yang membuat musik menjadi indah? Komposisi terbaik melampaui budaya dan waktu, tetapi apa kesamaan yang menggarisbawahi daya tarik mereka?
Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal terbuka BioMed Central, BMC Research Notes menunjukkan bahwa otak menyederhanakan pola-pola kompleks, sama seperti format kompresi musik 'lossless' mengurangi file audio, dengan menghapus data yang berlebihan dan mengidentifikasi pola.
Ada teori lama yang mengatakan bahwa pikiran bawah sadar dapat mengenali pola-pola dalam data kompleks dan bahwa kita terpancang untuk menemukan pola-pola sederhana yang menyenangkan.
Dr Nicholas Hudson menggunakan program kompresi musik 'lossless' untuk meniru kemampuan otak untuk memadatkan informasi audio. Dia membandingkan jumlah kompresibilitas suara acak ke berbagai macam musik termasuk klasik, techno, rock, dan pop, dan menemukan bahwa, suara acak hanya dapat dikompresi hingga 86% dari ukuran file aslinya, dan techno, rock, dan pop hingga sekitar 60%, Symphony 3 Beethoven yang tampaknya rumit dikompresi menjadi 40%.
Dr Nicholas Hudson mengatakan, "Mahakarya musik yang bertahan lama, meskipun kompleksitasnya jelas, memiliki kompresibilitas yang tinggi." Dan kompresibilitas inilah yang kita tanggapi.
Jadi apakah Anda seorang klasikis keras atau pop yang tangguh? tampaknya kita memilih musik yang kita sukai, bukan hanya dengan mendengarkannya, tetapi dengan menghitung kompresibilitasnya.
Untuk seorang komposer, jika Anda menginginkan keabadian, tulislah musik yang terdengar rumit, tetapi itu dalam hal datanya, dapat direduksi menjadi pola-pola sederhana.
(Sumber: ScienceDaily)